Saya seringkali menganggap diri saya payah. Dalam hal apapun.
Yang pertama ibadah. Hidup di insan cendekia memang amat sangat mempertebal keimanan saya. Saya giat melaksanakan ibadah sunah, setiap senin dan kamis saya usahakan untuk berpuasa. Memiliki teman kamar yang rajin tahajud juga memotivasi saya untuk bangun tengah hari. Saya merasa sering dekat dengan Allah.
Sekarang saya telah meninggalkan sekolah dan berada di rumah untuk menunggu kuliah saya. Dan apa yang terjadi, saya mlempem. Nggak pernah sekalipun puasa sunah. Ingat hari saja tidak. Saya seolah terjun kembali ke dalam kesesatan. Meski sholat lima waktu tidak pernah saya tinggalkan, saya merasa payah, payah, payah, payah.
Keluarga saya memang bukan muslim fanatik. Asal kewajiban dilaksanakan dengan sempurna, tidak menjadi masalah, itu yang saya bisa tangkap dari perilaku mereka. Saya tahu harusnya saya yang mengajak, memulainya dari awal. Tapi saya belum sampai pada tahap itu. Oleh karena itu sekali lagi saya payah.
Saya seperti orang idiot, bodoh, pengecut, gagu.
Lagaknya saja berani, padahal saya penakut. Saya tidak bisa menyampaikan pemikiran saya. Saya terbelakang dalam masalah sosial. Selalu menjadi pengikut, bukan pemimpin. Saya tidak bisa memanfaatkan kepintaran saya.
Mau bicara di hadapan khalayak banyak seperti mau dihukum pancung rasanya. Gemetar, gagap, pucat, payah.
suck,
Saya mungkin mengerti perasaan orang, tapi tidak sanggup untuk memasukinya. Saya tempat curhat yang payah. Solusi saya tidak pernah tepat.
Bisa jadi ini alasan saya tidak benar-benar memliki sahabat sejati. Saya punya, tapi sahabat sejati saya yang selalu curhat, tidak saya. Saya selalu memendamnya dan berlagak bisa memecahkan solusinya sendirian.
Saya tidak pernah ingin menjadi populer.
Saya tidak punya apa-apa!
Kisah cinta saya juga begitu aneh, dan saya yakin ini gara-gara saya.
Saya sering berpikiran pesimis, mungkin ini yang menjadi penghambat.
Ugh, this is dumb,
tolol.
i just don't wanna talk about my superiority
peace
tami
Mau bicara di hadapan khalayak banyak seperti mau dihukum pancung rasanya. Gemetar, gagap, pucat, payah.
suck,
Saya mungkin mengerti perasaan orang, tapi tidak sanggup untuk memasukinya. Saya tempat curhat yang payah. Solusi saya tidak pernah tepat.
Bisa jadi ini alasan saya tidak benar-benar memliki sahabat sejati. Saya punya, tapi sahabat sejati saya yang selalu curhat, tidak saya. Saya selalu memendamnya dan berlagak bisa memecahkan solusinya sendirian.
Saya tidak pernah ingin menjadi populer.
Saya tidak punya apa-apa!
Kisah cinta saya juga begitu aneh, dan saya yakin ini gara-gara saya.
Saya sering berpikiran pesimis, mungkin ini yang menjadi penghambat.
Ugh, this is dumb,
tolol.
i just don't wanna talk about my superiority
peace
tami
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
ayo sini dikomen dikomeen :)