Senin, Februari 21

Puncak Lawu

Gue mau cerita pengalaman pertama muncak :D. Tapi sebelumnya gue mau minta maaf sama anak IAIC jogja karena ga bisa ikutan makrab yg katanya seru bangeeeet :((((((((. Sumpah gue dilema banget mau naik gunung apa makrab, dua-duanya sama pentiiing. Bayangpun, makrab bisa ketemu sama anak2 IC, sama senior2 juga, bisa seru2an sama mereka di pantai. Ngelepas kerinduan saya bermain2 dengan nozo.. tapi naik gunung juga impian gue, muncak pula. apalagi ini masih awal smt 2, belum sibuk2nya kuliah dan sudah direncanakan tanggal 18-19 dari lamaa banget. Sedangkan makrab begitu mendadak pemberitahuannya. Jadi pada akhirnya gue merelakan makrab dan ikut rombongan kawan ke gunung lawu. Jujur gue juga nyesel ga ikut makrab.
Hidup memang pilihan
Karena pertama muncak, jadi mohon maaf kalo ceritanya agak-agak norak. Apalagi kalo yg baca udah expert, hampir semua gunung dan samudera di seluruh penjuru negeri telah ditaklukkan.
Muncak yang pertama kali memang banyak resiko. Pusing lah, mual lah, mencret lah (yg terakhir boong). Gunung lawu pula. Kata orang buat pemula2 tu mestinya macam merbabu merapi. Tapi tenang, tenang. saya pernah kok muncak tangkuban perahu dalam rangka dharma wisata bareng keluarga besar rombongan 2 mobil.

zzzzz

Berangkat dari Jogja jam 8 malem, sampe basecamp jam 12 malem. Barulah besok paginya jam 8 pagi kita cabut. Gue bersama teman2 yang setidaknya udah pernah ngerasain muncak. Jadi hanya gue seorang, yang belum tahu suka dukanya naik gunung. Jadilah gue seorang yang rasa-rasanya ngeliat puncak seolah lebih tinggi dari matahari. Jadilah gue seorang, yang begitu memperlambat laju pendakian kami berdelapan. Seandainya kita binatang melata, maka ada 7 ekor cicak dan seekor siput jalan berbarengan.
anyway, anyhow, jalan ke puncak rasanya hidup segan mati pun tak mau. Padahal gue udah dipinjemin sepatu canggih khusus traking punya si almi. Namun apadaya kaki sang peminjam belum cukup jam terbang buat melangkahi terjalnya bebatuan lawu.
Yakinlah, rupa saya saat itu sudah tak jelas bentuknya. Begitu baiknya teman-teman gue yang terus-terusan memberi semangat. Yang mau mengimbangi jalan si siput yang cuma setengah meter per sekon ini. Rasa-rasanya ucapan maaf pun tak cukup membalas budi kalian ini :') (apapula bahasa saya ini)
Jalur pendakian lawu seluruhnya (dari basecamp cemoro sewu hingga puncak) bebatuan. Bayangpun, begitu kerasnya jalan yang mesti dipijak.
Akhirnya pos 1, pos 2, dan pos 3 sanggup gue singgahi. Di pos 3, kita memutuskan nge-dome (ngecamp). Kita diriin tenda dulu disitu, barulah nerusin ke puncak lagi tanpa membawa beban terlalu berat. Barang yang sekiranya bisa ditinggal di tenda pun nggak kita bawa muncak. Masih ada pos 5 dan setelah itu sampai ke puncak. Tapi melihat jalan semakin terjal, gue agak lemes. Tuh bebatuan minta ditampar, pake zigzag segala pula jalurnya. Intensitas istirahat pun semakin sering. Sampai pos 4 pemandangan udah berbeda. Tanah udah cukup luas untuk dipandangi tanpa terhalang pepohonan. Dari situ terlihat hamparan rumput berwarna hijau muda banget, dengan tanaman perdu yang daun mudanya berwarna pink tua (gak tau namanya), so soft, so green, so beauty! ada juga kumpulan edelweis yang sayangnya belum berbunga musim ini :(
oke, masih ada pos 5, gue gak boleh patah semangat. Just keep walking, sayangnya kita sering ngelihat tulisan-tulisan vandal di beberapa sudut tempat, macam "SMK blabla was here" atau "i love you tumini" "sampai mati aku tetap cinta padamu" macam apa dah orang-orang yang nulis, like we proud like we care, kata sentot.
Sampai pos 5 rame banget, ada kolam kecil macem air suci gitu deh, tapi kita lewat aja sambil saling sapa antar pendaki yang ditemuin. Dari sini tugu puncak udah keliatan.. jalan, jalan, dan jalaaan, apapun yang terjadi tetap jalaaaaan.. dengan tenaga di ambang batas
puncak semakin dekat dan yeah, pukul 15.45 (sekitar 8 jam pendakian) gue pun merasakan sensasi muncak untuk yang pertama kalinya. Capek iya, seneng pasti. gila, sedikit sih. Dari tugu gue bisa ngeliat awan geraknya cepet banget, angin juga kenceng. Di situ kita berleha-leha sejenak, mekan cemilan yg ditawarin pendaki lain dan tanpa tahu malu kita ambil banyak2. Foto pasti tak terlewatkan.
Ada 2 orang yang harus pulang ke jogja hari itu juga karena ada kepentingan hari minggunya. Jadi cuma setengah jam kita di puncak, terus langsung turun lagi menuju pos 3.
Untuk turun, sejuta kali lebih menyenangkan ketimbang naiknya. Dan begitulah kisah saya memuncak, untuk selanjutnya sampe pos 3, ngecamp dan esok paginya gue turun dengan berbahagia.

mission acomplished :D

what next?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ayo sini dikomen dikomeen :)