Jam 12:17 dan baru aja saya selesai ikut kuliahnya dosen tamu, Yu Sing. Alhamdulillah banget saya merasa sangat bersyukur bisa dengerin beliau. Segala macam pengalaman beliau dalam proyek, mendesain, dan segalamacemnya. Orang pintar itu memang terlihat dari jam terbangnya. saya merasa beliau sangat ber-jam terbang tinggi, jika dibandingkan dengan umurnya yang relatif muda. Beliau kaya akan ‘pengalaman’ nggak Cuma pengalaman mendesain tok, tapi juga pengalaman berinteraksi dengan orang, pengalaman menghargai alam, menghargai hal-hal sederhana. Nah itu poinnya, kalo bisa simple kenapa mesti ribet sih. Kalo bisa ke kampus pake baju sederhana kenapa harus yang glamour. Tiba-tiba lagi saya merasa bersyukur dengan kehidupan saya sekarang. Meski saya nggak punya ‘banyak’ uang saku, yang bisa buat beli apapun. Yang punya apapun. Yang bisa kemanapun. Dengan menghargai hal-hal sederhana di sekitar kita sebenarnya bisa ‘memperkaya’ jiwa.
Yu Sing selalu mempertimbangkan hal-hal sederhana untuk kemudian menjadikannya sangat luar biasa. Kebanyakan proyeknya beliau sering menggunakan bahan-bahan bekas yang ternyata masih bisa dipake, bahkan sangat menghemat biaya dan energi. Penghargaan terhadap alam juga unsur penting untuk membuat ‘pengalaman ruang’ menjadi nyaman. Beliau baru-baru ini dapet pengetahuan dari kliennya bahwa menanam pohon berbuah itu perlu, karena pohon itu semut rang-rang hidup. Dan dari semut itulah rayap dapat dibasmi secara alami. Tidak perlu repot-repot membasmi dengan bahan kimia.
Waktu Bu Nia bilang perkayalah jiwa kita dengan sering-sering mencari pengalaman, saya sadar, harusnya saya bersyukur dengan hidup saya sekarang. Dengan teman-teman yang selalu mengajarkan ‘pengalaman’. Kata beliau jaga agar jiwa kita tidak kering. Karena dengan itulah justru akan meningkatkan kualitas desain kita. katanya banyak kasus mahasiswa yang hampir DO karena mereka kerjaannya Cuma kos-kampus-kos-kampus. Dengan menyeimbangkan hidup kita antara akademik dan pengalaman, akan menambah ilmu. Dan ilmu itu tidak terbatas.
Yah, mungkin saya juga jarang menyertakan Allah dalam hati saya. Jadinya akhir-akhir ini justru sering menyesali kehidupan. Bukannya bersyukur. Padahal saya punya banyak kesempatan untuk belajar mengenai ‘kesederhanaan’ itu. Padahal saya hidup di sekitaran Jogja dimana ‘kesederhanaan’ masih cukup banyak terjadi. Dan sering ke Gunung Kidul juga. Padahal di Gunung Kidul banyak joglo-joglo yang sederhana namun bermakna untuk dipelajari. Mengenai masyarakatnya, mengenai kehidupan mereka. Terima kasih Yu Sing, karena secara mendadak anda menyadarkan saya. Mendadak anda menginspirasi saya. Karena simple itu keren!
(lagi suntuk sama tugas dan organisasi)
ini Yu Sing

ini kita foto bareng beliau

(lah mana Yu Singnya?? cari yang di tengah pake baju batik warna putih)
oh ya, blognya Yu Sing juga keren, saya suka membaca tulisan-tulisannya.. :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
ayo sini dikomen dikomeen :)