Kamis, Oktober 15

Antara Ego, Kata Hati, dan Teman Lama

Hari ini libur tahun baru Islam, jadi saya putuskan untuk mengisi kembali kehampaan blog yang tampaknya per 3-5 bulanan baru diisi lagi (insert laugh but crying emoticon here). Tapi kok klise banget ya nulis intro macem gini hehe. Sok sok bersalah nggak pernah nulis, dan akhirnya mengawali tulisan dengan kata –kata ‘sudah lama tidak menulis! akhirnya mengisi kembali and so and so…’ Nah berhubung ada yang request buat nulis lagi juga, so here we go..

Teringat obrolan dengan seorang kawan mengenai ego dan kata hati. Terkadang kita nggak pernah benar-benar tahu apa yang kita inginkan bukan? Am I doing it right? Or not?

Katanya, ada hal-hal yang kita kekeuh melakukannya padahal di sisi terdalam hati kecil ada perasaan ‘this is just not right’ yang akhirnya diabaikan. Karena memang hanya sekedar bisikan kecil yang lewat begitu saja. Padahal pada suatu waktu ‘this is just not right’ itulah yang muncul kembali dan membuktikan bahwa jalan yang kita ambil sebelumnya adalah ‘salah’. Dan ini sih menurut pengalaman seseorang yang saya belum pernah benar-benar merasakannya, atau saya bahkan tidak pernah sadar merasakannya? Hmm, bisa jadi. Katanya sih itu namanya ego, memaksakan kehendak. Dan jika ego sudah muncul, maka ia akan membenarkan segala hal yang dilakukan. Makannya lihat kembali, apa yang dilakukan itu betul-betul menuruti kata hati? Atau semata-mata memaksakan ego? Dan lalu mempertahankannya hingga bertahun-tahun dan hanya mendapat kecewa ketika yang diinginkan tidak berhasil terpenuhi.

Hmm sejujurnya sayapun kurang bisa membedakan mana yang ego dan mana yang kata hati sesungguhnya hehe. Bukankah orang yang benar-benar yakin dengan yang dilakukannya –terlepas dari itu ego atau bukan- adalah orang yang kepribadiannya begitu kuat? Mungkin saya yang tidak terlalu memikirkan sebutan dari sebuah perasaan yang namanya kata hati. Tapi entah apapun yang orang-orang lakukan, termasuk saya, jika memaksakan ego maka ada suatu waktu kita akan belajar darinya. Bahwa sesuatu yang dilakukan harus dipertimbangkan baik-baik.

Padahal saya sering banget melakukan sesuatu tanpa pikir panjang, pada awalnya haha. Memang ketika ada sebuah kesempatan yang tiba-tiba datang, dan kita berpikir tidak akan ada kesempatan kedua maka siapa sih yang mau pikir panjang? Nah, barulah ditelaah dan pertimbangkan segala hal setelah mengambil keputusan tersebut. So if there’s a chance, go grab it! Tapi tanggung sendiri resikonya hehe. Tapi yang penting, bagaimana caranya untuk menjalani dan mengatasinya jika ada hal-hal yang tidak sreg di hati. Dan jangan pernah lupa untuk mendengarkan kata hati.

Ganti topik ah…

Belakangan saya ketemu teman-teman lama, sebut saja reuni MTs. Senang sekali waktu akhirnya melihat wajah-wajah mereka kembali setelah, emm, 9 tahun lamanya? Dari yang tadinya belum puber sampai sekarang jadi tante-tante cantik. Apalagi yang dulu pernah jadi teman geng dan melakukan hal-hal konyol bersama. Rasanya ada momen luar biasa dimana para wanita-wanita ini berpelukan dan berteriak ketika bertemu kembali. Bukan satu atau dua orang, tapi puluhan. Dengan wajah yang semakin dewasa (you have no idea betapa bocahnya saya waktu itu). Ya, saya rasa sensasi reuni yang paling kena ya bagian ketemu di awalnya itu saja haha. Sensasi kaget ketika melihat orang yang sama telah banyak berubah. Telah menjalani hidup masing-masing. Dan dalam periode waktu 9 tahun itu kisah hidup masing-masing telah merubah mereka sekarang dari yang pernah kita ingat. Ada yang dipeluk lama bersamaan dengan munculnya kenangan-kenangan masa bocah. Ada yang sekedar cipika-cipiki, karena dulu kami tidak pernah mengenal secara dekat. Ada yang dilupakan namanya (yang ini sih sedih).

Di lain kesempatan saya juga bertemu teman lama lain yang sudah jadi staf kementrian sekarang. Dan pas ada dinas ke Jogja saya jadi malah nebeng nginep di hotel bintang banyak yang tak disangka ternyata suasana di dalamnya wow so luxurious, ketimbang yang cuma kelihatan dari pinggir jalan selama ini. Hotel-hotel semacam ini di Jogja ternyata banyak dan akan bertambah banyak lagi dan lagi. Dan kita mengobrol banyak di pagi hari. Yang tidak kusangka dia sangat berterimakasih dengan obrolan pagi itu. Rasanya bahagia ketika ada orang berterimakasih secara tiba-tiba tanpa saya sadari saya telah melakukan entah apa yang membuatnya berterimakasih. Ah, memang selalu ada hal-hal menakjubkan di pagi hari. Bersamaan dengan dimulainya hari ternyata semesta juga mengisi jiwa-jiwa yang mau bersyukur dengah kebahagiaan. Saya sering menyesali karena belakangan malah tidur kembali setelah Sholat Subuh. Jadi semoga pagi berikutnya bisa lebih bermakna.




"One small positive thought in the morning can change your whole day" -Unknown


Agak kemana-mana sih topiknya, yang penting nulis deh hehe Well, this absurd thoughts is dedicated to Mbak Feb tentang obrolan mengenai ego dan kata hatinya. And also to Aspe tentang obrolan di pagi hari.

2 komentar:

  1. Balasan
    1. widiiih, akhirnya ada yang komen juga.. ini juga udah ngelanjutin dib, tapi dengan tempo postingan yang amat sangat lambat haha.. gue baru baca-baca blog lo (dan dinar) deh, rajin nulis juga lo yee wkwk

      Hapus

ayo sini dikomen dikomeen :)