Selasa, Juni 4

Riweuh

Lama. Terlalu lama saya tidak menulis. Terakhir kapan? Oh bulan Maret kemarin, 2 bulan lebih eh. Saya ini sok sibuk atau gimana ya, tapi minat nulis teralihkan bulan bulan kemarin. Dunia lain telah mengalihkan saya e. (harus pake akhiran ‘e’ gitu ala orang Jogja). Dan event yang baru baru ini selesai adalah: Wiswakharman Expo 2013. Emang sih saya bukan orang yang punya jabatan penting di kepanitiaan ini, hanya jadi bawahan mak. Cuma dunia yang lain juga berjejal di to-do-list saya. Ada Ekspedisi SATU BUMI ke P. Seram, dan mau nggak mau harus memikirkan, kalo nggak bisa gagal berangkat nih terus dimusuhin warga satub kan repot. Ada latihan rutin Acintyacunyata Speleological Club, tiap rabu, mana kalo kesana pake membelah kota Jogja ke Jalan Kusumanegara pula. Dan hampir setiap habis latihan pulang tengah malam nyaris pagi buta. Tak apalah demi menuntut ilmu. Intinya mobilitas cukup tinggi dan menguras tenaga rupanya, syukurlah daripada berdiam diri mengembangbiakkan lemak.
Mari mulai dari Wiswakharman Expo. Acara final Kuliah Kerja Arsitektur angkatan 2010 yang tempo hari saya ceritakan perjalanan kami ke Thailand. Jadi dari sana kami belajar lalu mengaplikasikannya dalam bentuk desain, di kota Yogyakarta. Lalu hasil desain kami pamerkan dalam event Wiswakharman Expo selama 3 hari. Acaranya di benteng vredeburg dan jobdesk saya di panitia adalah publikasi. Nggak jauh-jauh dari nempel poster. Tapi saya sering gabut nih karena harus kongkalikong dengan gawean lain. Tapi seru kok pas pembukaan dan penutupan saya ikut pawai jalan sepanjang malioboro. Kirain bakal malu-maluin, tapi ternyata emang malu-maluin haha. pembukaan pawai kolaborasi dengan pengamen malioboro yang notabene mainin musik dangdut semi keroncong dan sukses menarik perhatian pengunjung malioboro. Kami berjalan berbaris macem marchingband dan arak-arakan dimas-diajeng Jogja yang juga turut meramaikan pawai. Kok jadi keterusan cerita pawainya haha, udahlah.

pawaai..

Inti acaranya sih pameran, juga final pemenang sayembara arsitektur dan fotografi. Acara pendukungnya ada art performance dari band-band Jogja juga komunitas-komunitas luar biasa seperti Kota Untuk Manusia, Deaf Art Community, Sanggar Anak SAKI, juga Pecha Kucha Jogja. Yang paling berkesan sih, bagian performance nya Deaf Art Community (komunitas tuli). Ohya btw karena tema acaranya “ruang empati untuk jogja”, maka komunitas-komunitas yg diundang jg berhubungan dengan ‘empati’ itu sendiri. Dan Deaf Art Community (DAC) menampilkan anak anak dan remaja yang punya different abilities. Mereka tuli tapi bisa ngedance lho, diiringi oleh Beat Box Community Jogja. Bahkan dengan tempo yang serempak, tidak ada gerakan yang tertinggal satu sama lainnya. Awalnya saya kaget, kok bisa? Ternyata mereka mendengar musik melalui getaran yang timbul dari suara mas mas beat box. Dari getaran itu kemudian membuat detakan jantung mereka lebih ‘kenceng’ dan bisa ‘mendengar’ suara musiknya. Terharu. Lalu kami applause dengan silent claps, tepuk tangan yang bukan ‘menepuk’ kedua tangan (they won’t hear), tapi menggoyang-goyangkan kedua tangan. Katanya jangan sebut orang tuli itu dengan ‘Tuna Rungu’ karena  akan menyinggung mereka. Tuna Rungu berarti tidak bisa mendengar, padahal mereka jelas-jelas bisa ‘mendengar’. Sebut saja Tuli atau deaf sekalian.
Saya bergabung dengan Acintyacunyata Speleological Club (ASC) bulan Maret 2013 kemarin. Memang sih sudah agak terlambat mengingat ini tahun ketiga saya kuliah. Tapi toh tidak ada alasan untuk berkata tidak, ketika teman saya menyuruh unutuk mendaftar klub ini. Apalagi kalo alasannya tahun-tahun akhir harus fokus kuliah, kok kayaknya alasan itu tidak mempengaruhi saya untuk ‘mencoba-coba’ hal baru lainnya. Tpi ternyata dampaknya cukup menyita waktu, karena serangkaian latihan rutin tiap minggu diwajibkan bagi anggota baru (calon anggota actually). Sedikit brief, ASC ini club cukup ‘keren’ di dunia caving Jogja. Emang sih, kayaknya nggak banyak orang tahu. Banyak prestasi-prestasi yang telah dilakukan sejak tahun 1983 *promosi*. Cek di website resminya. ASC organisasi yang berdiri sendiri, maksudnya nggak dibawah universitas, ato instasi manapun. Jadi anggotanya bisa dari mana aja, usia berapapun, yang penting dia berminat di bidang speleologi. nah, jadi nambah temen baru lagi.

logo ASC

Nah yang terakhir nih, ada ekspedisi SATU BUMI ke Pulau Seram. Dan saya ikutan :D. Waktunya Agustus-September besok. Dan otomatis saya nggak bisa ngambil KKN maupun KP. Agak sedih sebenarnya, tapi yasudah, kan memang harus memilih. Mungkin saya dapat ilmu lebih ketika Ekspedisi. Rencana sih, lokasinya di Kanikeh, desa terakhir jalur pendakian Gunung Binaiya (jalur utara), Pulau Seram, Maluku. Ada berbagai macam program, sosial masyarakat, riset, cave survei. Tidak saya jelaskan detailnya sih, yang jelas banyak hal yang mesti dilakukan menjelang ekspedisi yang tinggal 2 bulan kurang ini. Latihan-latihan segala macem. Juga menyita waktu dan tenaga.

Intinya, saya mencoba enjoy dengan apapun yang sedang saya lakukan. Membuat semuanya menjadi menyenangkan, dan ambil sisi positifnya. Mungkin saya sedikit tertinggal dengan teman-teman jurusan saya yang udah pada KP dan KKN. Tapi tidak mengecilkan semangat saya huehe. Meyakinkan diri sendiri, banyak pelajaran yang bisa didapat diluar kuliah. Selambat-lambatnya sih, nggak bakal lebih dari 5 tahun kuliah, amin amin.

2 komentar:

  1. finally an update! seru banget hidupmu kayaknya mi :)

    BalasHapus
  2. huahaha..dasar temi, i like "malu-maluin" part. :D
    liat ntar ya Mi, gw mau maen ke kosan lu lagi sebelum lu lulus.. semoga kesampaian ><

    BalasHapus

ayo sini dikomen dikomeen :)