Lama.
Terlalu lama saya tidak menulis. Terakhir kapan? Oh bulan Maret kemarin, 2
bulan lebih eh. Saya ini sok sibuk atau gimana ya, tapi minat nulis teralihkan
bulan bulan kemarin. Dunia lain telah mengalihkan saya e. (harus pake akhiran
‘e’ gitu ala orang Jogja). Dan event yang baru baru ini selesai adalah:
Wiswakharman Expo 2013. Emang sih saya bukan orang yang punya jabatan penting
di kepanitiaan ini, hanya jadi bawahan mak. Cuma dunia yang lain juga berjejal
di to-do-list saya. Ada Ekspedisi SATU BUMI ke
P. Seram, dan mau nggak mau harus memikirkan, kalo nggak bisa gagal berangkat
nih terus dimusuhin warga satub kan repot. Ada latihan rutin Acintyacunyata
Speleological Club, tiap rabu, mana kalo kesana pake membelah kota Jogja ke
Jalan Kusumanegara pula. Dan hampir setiap habis latihan
pulang tengah malam nyaris pagi buta. Tak apalah demi menuntut ilmu. Intinya
mobilitas cukup tinggi dan menguras tenaga rupanya, syukurlah daripada berdiam
diri mengembangbiakkan lemak.
Mari
mulai dari Wiswakharman Expo. Acara final Kuliah Kerja Arsitektur angkatan 2010
yang tempo hari saya ceritakan perjalanan kami ke Thailand. Jadi dari sana kami
belajar lalu mengaplikasikannya dalam bentuk desain, di kota Yogyakarta. Lalu
hasil desain kami pamerkan dalam event Wiswakharman Expo selama 3 hari.
Acaranya di benteng vredeburg dan jobdesk saya di panitia adalah publikasi.
Nggak jauh-jauh dari nempel poster. Tapi saya sering gabut nih karena harus
kongkalikong dengan gawean lain. Tapi seru kok pas pembukaan dan penutupan saya
ikut pawai jalan sepanjang malioboro. Kirain bakal malu-maluin, tapi ternyata
emang malu-maluin haha. pembukaan pawai kolaborasi dengan pengamen malioboro
yang notabene mainin musik dangdut semi keroncong dan sukses menarik perhatian pengunjung
malioboro. Kami berjalan berbaris macem marchingband dan arak-arakan
dimas-diajeng Jogja yang juga turut meramaikan pawai. Kok jadi keterusan cerita
pawainya haha, udahlah.
pawaai..
Inti
acaranya sih pameran, juga final pemenang sayembara arsitektur dan fotografi.
Acara pendukungnya ada art performance dari band-band Jogja juga
komunitas-komunitas luar biasa seperti Kota Untuk Manusia, Deaf Art Community,
Sanggar Anak SAKI, juga Pecha Kucha Jogja. Yang paling berkesan sih, bagian
performance nya Deaf Art Community (komunitas tuli). Ohya btw karena tema
acaranya “ruang empati untuk jogja”, maka komunitas-komunitas yg diundang jg
berhubungan dengan ‘empati’ itu sendiri. Dan Deaf Art Community (DAC)
menampilkan anak anak dan remaja yang punya different abilities. Mereka tuli
tapi bisa ngedance lho, diiringi oleh Beat Box Community Jogja. Bahkan dengan
tempo yang serempak, tidak ada gerakan yang tertinggal satu sama lainnya.
Awalnya saya kaget, kok bisa? Ternyata mereka mendengar musik melalui getaran
yang timbul dari suara mas mas beat box. Dari getaran itu kemudian membuat
detakan jantung mereka lebih ‘kenceng’ dan bisa ‘mendengar’ suara musiknya.
Terharu. Lalu kami applause dengan silent claps, tepuk tangan yang bukan
‘menepuk’ kedua tangan (they won’t hear), tapi menggoyang-goyangkan kedua
tangan. Katanya jangan sebut orang tuli itu dengan ‘Tuna Rungu’ karena akan menyinggung mereka. Tuna Rungu berarti
tidak bisa mendengar, padahal mereka jelas-jelas bisa ‘mendengar’. Sebut saja
Tuli atau deaf sekalian.
Saya
bergabung dengan Acintyacunyata Speleological Club (ASC) bulan Maret 2013
kemarin. Memang sih sudah agak terlambat mengingat ini tahun ketiga saya
kuliah. Tapi toh tidak ada alasan untuk berkata tidak, ketika teman saya
menyuruh unutuk mendaftar klub ini. Apalagi kalo alasannya tahun-tahun
akhir harus fokus kuliah, kok kayaknya alasan itu tidak mempengaruhi saya untuk
‘mencoba-coba’ hal baru lainnya. Tpi ternyata dampaknya cukup menyita waktu, karena
serangkaian latihan rutin tiap minggu diwajibkan bagi anggota baru (calon
anggota actually). Sedikit brief, ASC
ini club cukup ‘keren’ di dunia caving Jogja. Emang sih, kayaknya nggak banyak
orang tahu. Banyak prestasi-prestasi yang telah dilakukan sejak tahun 1983
*promosi*. Cek di website resminya. ASC organisasi yang berdiri sendiri,
maksudnya nggak dibawah universitas, ato instasi manapun. Jadi anggotanya bisa
dari mana aja, usia berapapun, yang penting dia berminat di bidang speleologi. nah, jadi nambah temen baru lagi.
logo ASC
Nah
yang terakhir nih, ada ekspedisi SATU BUMI ke Pulau Seram. Dan saya ikutan :D.
Waktunya Agustus-September besok. Dan otomatis saya nggak bisa ngambil KKN
maupun KP. Agak sedih sebenarnya, tapi yasudah, kan memang harus memilih.
Mungkin saya dapat ilmu lebih ketika Ekspedisi. Rencana sih, lokasinya di
Kanikeh, desa terakhir jalur pendakian Gunung Binaiya (jalur utara), Pulau
Seram, Maluku. Ada berbagai macam program, sosial masyarakat, riset, cave
survei. Tidak saya jelaskan detailnya sih, yang jelas banyak hal yang mesti
dilakukan menjelang ekspedisi yang tinggal 2 bulan kurang ini. Latihan-latihan
segala macem. Juga menyita waktu dan tenaga.
Intinya,
saya mencoba enjoy dengan apapun yang sedang saya lakukan. Membuat semuanya
menjadi menyenangkan, dan ambil sisi positifnya. Mungkin saya sedikit
tertinggal dengan teman-teman jurusan saya yang udah pada KP dan KKN. Tapi
tidak mengecilkan semangat saya huehe. Meyakinkan diri sendiri, banyak
pelajaran yang bisa didapat diluar kuliah. Selambat-lambatnya sih, nggak bakal
lebih dari 5 tahun kuliah, amin amin.
finally an update! seru banget hidupmu kayaknya mi :)
BalasHapushuahaha..dasar temi, i like "malu-maluin" part. :D
BalasHapusliat ntar ya Mi, gw mau maen ke kosan lu lagi sebelum lu lulus.. semoga kesampaian ><