Barangkali hidup orang lain bukan
semata-mata menjadi patokan bagaimana hidupmu harus berlangsung. Barangkali
menyelesaikan satu tulisan utuh tanpa harus menetapkan standar juga akan terasa
menyenangkan. Selayaknya yang terjadi pada saya belakangan ini. Barangkali saya
hanya perlu membangkitkan semangat dari lamunan begitu panjang untuk merasa bahwa
saya memiliki secuil nyala api. Semoga saja tidak pernah redup.
Merasa kecil telah menjadi bagian
besar di hidup saya. Merasa besar, adalah sedikit bagian lainnya. Tidak
ambisius, tidak pandai bicara, socially
awkward, cari aman, adalah turunannya. Saya khawatir, cemas, namun saya
cukup lihai menyembunyikan apa yang tampaknya tak baik-baik. Intensi tulisan
ini pun tidak untuk menunjukkan bahwa saya dalam hal tidak baik-baik. Rasa
ketidakpedulian saya terhadap sinyal-sinyal semacam ini lebih besar daripada
yang bisa saya kira.
Bagaimanapun ada hal-hal di luar
kemurungan yang patut diapresiasi. And if
you’re still breathing you’re the lucky one. Kata sebuah lagu. Saya pun
bersyukur karena masih memiliki nafas. Yang terjadi selanjutnya adalah bertahan
hidup. Apapun wujud hidup itu. Akan selalu ada berbagai rupa-rupa pemeran
antagonis. Juga rupa-rupa yang mampu menyelipkan tawa di selingannya.
Ada berbagai macam keputusan orang
yang mungkin berdampak pada hidupnya. Barangkali pensiun dari media sosial
adalah hal yang tepat bagi sebagian orang untuk melepaskan jerat keirian hati. Namun
menjadi fatal bagi sebagian lain yang merasa dihidupi oleh publisitas. Pun
tidak memiliki akun media sosial bukan berarti bebas dari
tidak-benar-benar-tahu-hidup-orang yang memicu lagi keirian hati.
Penelusuran salah satu kisah orang
pada laman blogspot seseorang yang lain yang saya pernah sekilas bertemu
memberi saya sentilan tentang kata kedalaman. Saya rasa benar adanya jika saya
masih jauh dari kedalaman. Kedalaman berpikir, kedalaman memahami, kedalaman
merasakan, dan verba lain yang pantas disandingkan dengan ‘kedalaman’. Semoga
saya mampu meraih kedalaman selanjutnya, sembari menjaga secuil nyala apinya.
Lalu mari saya lanjutkan petikan lain lagunya..
And
if you’re still bleeding you’re the lucky one
And
if you’re in love then you are the lucky one
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus